ILMU BUDAYA DASAR
SUBKONSEP PENGORBANAN
KELAS : 1KA14
RADEN AZHAR FADHLUR (15119133)
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................1
Bab 1 : KONSEP PENGORBANAN...................................................................1
Bab 2 : DEFINISI PENGORBANAN...................................................................2
Bab 3 : UNSUR - UNSUR PENGORBANAN......................................................3
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................4
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan sungguh berkat limpahan rahmat-
nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul "Subkonsep Pengorbanan" demi memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Penyusunan artikel ini dapat terselesaikan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis menyadari bahwa dalam artikel ini masih banyak terdapat kekurangan,sehingga dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja penulis yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasu yang bermanfaat bagi semua pohak dalam kehidupan sehari-hari.
BAB I
KONSEP PENGORBANAN
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca tau mendengarkan ceramah di masjid. Dari kisah para tokoh atau nabi, manusia memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana mestinya wajib berkorban bagi orang yang mampu atau orang memiliki harta yang lebih.
Pengorbanan merupakan konsep yang cukup sentral dalam hubungan kasih sayang (bisa hubungan keluarga, antar teman guru dan murid, atau hubungan romantis–tapi dalam konten ini akan lebih condong mengarah ke hubungan romantis). Aksi tersebut selalu hadir, dalam kadar yang sedikit, banyak, sederhana maupun kompleks. Dalam hubungan, pengorbanan dapat dilihat sebagai spektrum, artinya tidak dapat dilihat sebagai hal yang ada atau tidak, melainkan seberapa banyak yang muncul.
Hal paling menyakitkan dan menjengkelkan dari pengorbanan adalah sifatnya yang subjektif dan sulit dikuantifikasikan. Misalnya, ketika Anda sengaja pulang sedikit lebih awal–meninggalkan kerjaan di kantor–untuk bertemu dengan pasangan di hari ulang tahun jadian. Mungkin bagi Anda hal tersebut adalah pengorbanan yang cukup besar, mengingat besok pagi harus berangkat lebih awal untuk mengerjakannya dan mengambil resiko ditegur. Namun, bagi pasangan mungkin hal tersebut lumrah dilakukan–bukan pengorbanan sama sekali karena ia juga melakukan hal yang sama atau sudah seharusnya kencan anniversary lebih penting.
Di sini, kita bisa melihat setidaknya 3 hal yang krusial dalam melakukan pengorbanan dalam hubungan: adanya usaha lebih untuk melakukan hal yang tidak biasa dilakukan, ada resiko yang diambil, kebutuhan untuk diakui bahwa pengorbanan tersebut ada.
Wajib korban ini telah dikisah pada jaman Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan putra tunggalnya yang bernama Ismail. Walaupun Nabi Ibrahim sangat sayang pada putranya tersebut, akan tetapi perintah Allah SWT untuk mengorbankan putranya tetap dipatuhi dan dilaksanakan. Allah SWT menguji kesetiaan dan besarnya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim sampai hati melihat pisaunya menancap dan dipotongkan keleher putranya yaitu Ismail, tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian terbukti, bahwa putranya yang mau dikorbankan kepada Allah SWT sudah berganti biri-biri.
Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah SWT lebih tinggi kadarnya daripada pengorbanan Nabi Ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat islam di wilayah lain dengan mengorbankan ternak seperti kambing dan sapi untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban atau pada hari raya Idul Adha.
Pengorbanan adalah suatu tindakan atas kesadaran moral yang tulus dan ikhlas atau juga bisa diartikan sebagai kerelaan seseorang akan suatu hal yang biasanya ditunjukan pada seseorang yang mempunyai tujuan atau makna dari tindakannya itu, dalam bentuk pertolongan dan tidak berharap imbalan dari suatu tindakan atau kerelaan, ikhlas semata-mata karna Tuhan. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Orang-orang yang berkorban biasanya adalah orang-orang yang melakukannya dengan ikhlas semata-mata karna Tuhan. Dan orang-orang yang berkorban berfikir bahwa pengorbanannya yang sedikit ataupun banyak akan berguna dan berarti sekali untuk orang yang menerima pengorbanannya itu, walau kadang ia harus rela mengorbankan jiwa dan raganya.
Pengorbanan untuk saat ini jarang sekali dilakukan oleh masyarakat, karna dijaman ini masyarakat hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan orang lain, sebenarnya pengorbanan adalah perbuatan yang sangat mulia karena dari pengorbanan itu bisa membantu seseorang mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Hal paling menyakitkan dan menjengkelkan dari pengorbanan adalah sifatnya yang subjektif dan sulit dikuantifikasikan. Misalnya, ketika Anda sengaja pulang sedikit lebih awal–meninggalkan kerjaan di kantor–untuk bertemu dengan pasangan di hari ulang tahun jadian. Mungkin bagi Anda hal tersebut adalah pengorbanan yang cukup besar, mengingat besok pagi harus berangkat lebih awal untuk mengerjakannya dan mengambil resiko ditegur. Namun, bagi pasangan mungkin hal tersebut lumrah dilakukan–bukan pengorbanan sama sekali karena ia juga melakukan hal yang sama atau sudah seharusnya kencan anniversary lebih penting.
Di sini, kita bisa melihat setidaknya 3 hal yang krusial dalam melakukan pengorbanan dalam hubungan: adanya usaha lebih untuk melakukan hal yang tidak biasa dilakukan, ada resiko yang diambil, kebutuhan untuk diakui bahwa pengorbanan tersebut ada.
Wajib korban ini telah dikisah pada jaman Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan putra tunggalnya yang bernama Ismail. Walaupun Nabi Ibrahim sangat sayang pada putranya tersebut, akan tetapi perintah Allah SWT untuk mengorbankan putranya tetap dipatuhi dan dilaksanakan. Allah SWT menguji kesetiaan dan besarnya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim sampai hati melihat pisaunya menancap dan dipotongkan keleher putranya yaitu Ismail, tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian terbukti, bahwa putranya yang mau dikorbankan kepada Allah SWT sudah berganti biri-biri.
Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah SWT lebih tinggi kadarnya daripada pengorbanan Nabi Ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat islam di wilayah lain dengan mengorbankan ternak seperti kambing dan sapi untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban atau pada hari raya Idul Adha.
BAB II
DEFINISI PENGORBANAN
Pengorbanan adalah suatu tindakan atas kesadaran moral yang tulus dan ikhlas atau juga bisa diartikan sebagai kerelaan seseorang akan suatu hal yang biasanya ditunjukan pada seseorang yang mempunyai tujuan atau makna dari tindakannya itu, dalam bentuk pertolongan dan tidak berharap imbalan dari suatu tindakan atau kerelaan, ikhlas semata-mata karna Tuhan. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Orang-orang yang berkorban biasanya adalah orang-orang yang melakukannya dengan ikhlas semata-mata karna Tuhan. Dan orang-orang yang berkorban berfikir bahwa pengorbanannya yang sedikit ataupun banyak akan berguna dan berarti sekali untuk orang yang menerima pengorbanannya itu, walau kadang ia harus rela mengorbankan jiwa dan raganya.
Pengorbanan untuk saat ini jarang sekali dilakukan oleh masyarakat, karna dijaman ini masyarakat hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan orang lain, sebenarnya pengorbanan adalah perbuatan yang sangat mulia karena dari pengorbanan itu bisa membantu seseorang mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Hal paling menyakitkan dan menjengkelkan dari pengorbanan adalah sifatnya yang subjektif dan sulit dikuantifikasikan. Misalnya, ketika Anda sengaja pulang sedikit lebih awal–meninggalkan kerjaan di kantor–untuk bertemu dengan pasangan di hari ulang tahun jadian. Mungkin bagi Anda hal tersebut adalah pengorbanan yang cukup besar, mengingat besok pagi harus berangkat lebih awal untuk mengerjakannya dan mengambil resiko ditegur. Namun, bagi pasangan mungkin hal tersebut lumrah dilakukan–bukan pengorbanan sama sekali karena ia juga melakukan hal yang sama atau sudah seharusnya kencan anniversary lebih penting.
Di sini, kita bisa melihat setidaknya 3 hal yang krusial dalam melakukan pengorbanan dalam hubungan: adanya usaha lebih untuk melakukan hal yang tidak biasa dilakukan, ada resiko yang diambil, kebutuhan untuk diakui bahwa pengorbanan tersebut ada.
Jadi makna dari pengorbanan itu sendiri adalah :
Bisa membantu hidup atau masalah seseorang menjadi lebih baik.Pengorbanan yang diberikan akan sangat berharga dan berguna sekali untuk orang yang mendapat pertolongan atau pngorbanannya, walau pengorbanan yang diberikan sedikit.Orang-orang yang berkorban akan mendapat imbalan atau pahala yang sesuai dari sang pencipta (Tuhan) atau dari seseorang yang mendapatkan pertolongan atau pengorbanannya. Dan pengorbanan itu akan selalu melekat dan terkenang oleh orang yang mendapat pengorbanan dan orang-orang yang disekelilingnya, yang mengetahui bentuk pengorbanan itu.Pengorbanan adalah suatu tindakan yang mulia.Pada akhirnya, pengorbanan itu baik untuk dilakukan. Menunjukkan pengorbanan membuat pasangan merasakan kasih sayang dan dirinya lebih penting, sehingga bermanfaat untuk suasana hubungan secara keseluruhan.
BAB III
UNSUR UNSUR PENGORBANAN
1. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab berarti kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar,ketika ia belajar ia telah memenuhi tanggung jawabnya sebagai manusia dan rela mengorbankan waktunya untuk tanggung jawabnya.
Salah satu dorongan kita untuk melakukan pengorbanan adalah demi tampilan diri yang lebih baik. Dorongan ini cukup gamblang. Melakukan pengorbanan demi sesuatu yang sangat penting atau seseorang yang disayangi membuat kita tampil lebih baik di hadapan orang tersebut. anak yang rajin belajar, anak yang lebih berbakti, atau suami yang pengertian. Label-label tersebut juga membuat kita merasa lebih baik terhadap kita sendiri.
3.Mengalah
Mengalah disini berarti, siapapun orang yang berkorban rela menurunkan ego nya / mengalah demi sesuatu yang lebih baik. misalnya,seorang ayah rela berkorban banting tulang demi menghidupi keluarganya,anak anak yang belajar juga berkorban dengan waktu luang mereka.
4. Timbang menimbang (anchoring)
Mungkin terdengarnya kalkulatif dan egois, tapi seringkali timbang menimbang merupakan dorongan utama kita melakukan pengorbanan. Menurut Profesor Aaron Ben-Zeev dari Universitas Haifa, pengorbanan merupakan tindakan kita ketika melepaskan sesuatu yang bernilai untuk mempertahankan atau mendapatkan hal yang lebih bernilai lagi.
Sebelum kita memutuskan untuk mengorbankan mimpi menjadi artis semasa remaja misalnya. Kita mungkin menimbang-nimbang bahwa kuliah bisnis atau pertambangan bisa berkesempatan mendatangkan uang lebih tinggi ketimbang masuk sekolah musik/kursus vokal.
DAFTAR PUSTAKA
- Prasetya, dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar MKDU. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
- Widaghdo, dkk. 2017. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara-https://hanifnaufalhawari.blogspot.com/2016/11/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-tanggung.html
Comments
Post a Comment